Ilustrasi Kehidupan Sahabat Abdullah bin Mas'ud |
Oleh: Anisa Nurul Hasanah
KHAZANAH ISLAM, ARRAHMAH.CO.ID - Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib al-Hudzali. Ia putra Ummu Abd bint Abdu Wuddi bin Suwi dari Bani Zuhroh. Sahabat yang memiliki postur tubuh kurus, pendek dan berkulit sawo matang ini terkenal sebagai pribadi yang lembut, cerdas, serta rapi dalam berpakaian dan memiliki aroma tubuh yang wangi. Suatu saat beliau naik pohon dan kelihatan betisnya, lalu teman-temannnya tertawa, namun Nabi Muhammad berkata, kedua betisnya itu lebih berat timbangannya di hari kiamat daripada gunung Uhud.
Sosok yang ikut hijrah bersama Rasullullah saw, baik ketika ke Habasyah maupun ke Madinah ini sangat dekat dengan keluarga Nabi saw. Beliaulah yang menyiapkan barang-barang pribadi Nabi Saw. ketika dalam perjalanan, seperti bantal, siwak, sandal dan air untuk bersuci. Bahkan beliau yang memakaikan sandal Nabi Saw. ketika mau pergi, kemudian berjalan dibelakang nabi, dan yang mencopotkan sandal Nabi saw. ketika telah sampai, lalu memasukkan sandal nabi ke lengannya untuk disimpan, dan memberi nabi tongkat ketika mau memasuki kamarnya. Tak heran jika beliau dijuluki shohibnya bantal, siwak dan kedua sandalnya nabi.
Sahabat ini juga dikenal dengan suaranya yang merdu ketika membaca al-Qur’an. Beliaulah orang yang pertama kali membaca al-Qur’an dengan keras setalah Rasulullah di Makkah. Beliau berkata: “aku belajar al-Qur’an kepada nabi 70 surat langsung dan tidak ada ayat yang turun kecuali aku tahu dimana ia turun”. Abdullah bin umar pernah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW. pernah berkata: belajarlah al-Qur’an kepada 4 orang ini, Abdullah bin mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Muadz bin Jabal, dan Salim Maula Abu Hudzaifah”.
Saking fasihnya Abdullah bin Mas’ud dalam membaca al-Qur’an, bacaan beliau diakui oleh Rasulullah Saw. sebagai bacaan al-Qur’an seperti halnya ketika turun. Beliau juga bercerita ketika belajar al-Qur’an dengan Rasulullah, maka tidak akan menambah materi kajian al-Qur’annya sebelum ia menguasai 10 ayat dan maksudnya. Ini menunjukkan bahwa beliau sangat mengedepankan kualitas belajar, daripada kuantitas.
Umar pernah menulis surat kepada penduduk Kufah: “Sungguh, aku mengutus kalian Ammar sebagai amir, dan Abdullah bin Mas’ud sebagai guru dan mentri, mereka adalah orang-orang alim dari sahabat nabi saw. dan termasuk dari sahabat yang ikut perang badar, maka dengarkan dan ikuti perintah mereka”.
Beliau salah satu sahabat yang pernah mendapatkan doa khusus dari nabi yang pernah mengusap kepalanya seraya berdoa “semoga Allah merahmatimu, sungguh kamu adalah anak pemuda yang pengajar. Abdullah bin Mas’ud menghembuskan nafas terakhirnya pada usia ke 63 di Madinah, dan proses sholat jenazahnya dipimpin oleh Zubair bin Awwam sesuai permintaan terakhirnya sebelum wafat, dan dimakamkan di Baqi’ tahun 32 H.
Anisa Nurul Hasanah, Mahasantri Darus-Sunnah dan Redaktur Bincang Syariah.com
0 Komentar